MATAHARI
Matahari adalah bola
raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet
dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi
Matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi
untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas
Matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi
serta dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa
Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak reaksi kimia
yang tidak dapat berlangsung.
Struktur Matahari
Ilustrasi bagian-bagian Matahari. (1) Inti (2) Zona radiatif (3) Zona
konvektif (4) Fotosfer (5) Kromosfer (6) Korona (7) Bintik Matahari (8)
Granula (9) Prominensa.
Matahari
memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam
lapisan tersebut meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai
daerah terluar dari Matahari.
Inti Matahari
Inti adalah
area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius
(27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian
inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume
Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan
yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron,
proton,
dan neutron.
Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang
lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan
elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain
menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari
adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi
hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino
memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang
diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.
Zona radiatif
Zona
radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam
bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari
yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3
dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat
Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak
memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
Zona konvektif
Zona
konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun.
Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat
Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti
Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih
rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom
sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari
inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif.
Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi
di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas
raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari
zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona
konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh"
kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik
lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik
yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air
dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona
pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas
zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
Fotosfer
Fotosfer
atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer
dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian
besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi
tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah
meninggalkan Matahari.
Kromosfer
Kromosfer
adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat
karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat
terjadi gerhana Matahari total,
di mana bulan
menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari.
Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
Korona
Korona
merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat
dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian
Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat
membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona
memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2
juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta
derajat Fahrenheit.
Sumber : Wikipedia
Gempa bumi adalah fenomena alam yang tidak bisa dihindari atau dicegah oleh manusia. Namun kita harus mengenali peristiwa gempa bumi melalui sejarah terjadinya gempa bumi, proses kejadiannya, di mana saja sering terjadi gempa, pada daerah mana saja gempa memiliki potensi terjadinya gempa, siklus dan sejarah terjadinya gempa bumi di muka bumi. Dengan demikian kita dapat melakukan antisipasi untuk mengurangi kerugian fisik dan jiwa manusia yang ditimbulkan oleh gempa bumi misalnya antara lain dengan mendesain konstruksi bangunan tahan gempa, memberi peringatan pada daerah rawan gempa, ketepatan prediksi terjadinya gempa oleh ilmuwan, pelatihan penanganan bencana gempa bumi.
Sumber : Wikipedia
Pengertian Gempa Bumi
Secara sederhana gempa bumi dipahami sebagai
bergetar atau bergoyangnya permukaan bumi atau seisme. Ilmu yang mempelajari
gempa bumi adalah seismologi. Bergetar atau bergoyangnya permukaan bumi
merupakan peristiwa perambatan atau penjalaran gelombang gempa yang sampai ke
permukaan bumi akibat lepasnya energi potensial yang dimiliki lapisan yang
ada di bawah permukaan bumi secara mengejutkan dan tiba-tiba.
|
Gempa bumi terjadi karena adanya
perubahan atau pergerakan kerak bumi yang disebut lempeng tektonik dan
mengakibatkan perubahan letak permukaaan tanah secara signifikan dari posisi
semula. Pusat gempa merupakan lokasi gempa di dalam kerak bumi di mana tenaga
gempa bumi dibebaskan.
Perisitiwa gempa bumi memang tidak
setiap saat dapat dirasakan oleh manusia. Sebenarnya gempa bumi terjadi
setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia dan tidak semuanya
menyebabkan banyak kerusakan. Gempa bumi yang tidak terekam merupakan proses
alami dari kerak bumi yang selalu bergolak. Pergolakan ini tentunya
menimbulkan getaran-getaran yang rutin terjadi. Seperti kita ketahui di dalam
kerak bumi terdapat cairan material bumi yang selalu bergolak. Ketika cairan
itu keluar dan mencapai lapisan terluar atau kulit bumi itu disebut lahar
yang biasanya melalui letusan gunung berapi.
|
Biasanya gempa bumi kerap terjadi
di kawasan pertemuan antar lempeng tektonik, di mana terjadi pergeseran
antara kepingan kerak bumi. Pada saat terjadinya perpindahan atau pergeseran
batuan pada kerak bumi yang besar dan secara mendadak ini maka terjadilah
peristiwa yang disebut gempa bumi atau kerap disebut gempa bumi tektonik
karena disebabkan adanya pergerakan lempeng tektonik.
|
|
Indonesia merupakan salah satu kawasan yang paling
rawan gempa bumi di dunia. Letak Indonesia adalah antara dua lempeng tektonik
utama, Lempeng Tektonik Indo-Australia dan Eurosia. Juga Indonesia terletak
di kawasan yang terkenal dengan Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire),
sehingga Indonesia banyak memiliki gunung-gunung berapi yang aktif seperti
Merapi dan Bromo. Akibatnya Indonesia seringkali mengalami bencana gempa bumi
, tsunami dan letusan gunung api. Sebagai contoh adalah gempa Liwa di
Lampung, gempa Sentani di Papua, gempa Flores, gempa di Aceh dan gempa Nias
yang diikuti oleh tsunami, gempa Padang, gempa Bengkulu, gempa Nabire dan
gempa Jawa Barat serta letusan Gunung Lokon di Sulawesi Utara.
|
Jenis dan Proses Terjadinya Gempa
Proses terjadinya gempa bumi dapat
dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada tiga jenis gempa bumi
yang dapat dibedakan dilihat menurut terjadinya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||
Dari keempat jenis gempa itu, jenis Gempa Bumi
Jatuhan jarang sekali terjadi di muka bumi, sehingga para ahli kerap
mengabaikan untuk memasukkan jenis gempa bumi jatuhan dalam pembahasan gempa
bumi. Sebaliknya, gempa bumi tetonik merupakan gempa bumi yang paling sering
terjadi dan paling berbahaya menimbulkan korban fisik dan manusia
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Gempa bumi tektonik memiliki getaran paling dahsyat.
Getarannya mengakibatkan patahnya lapisan permukaan bumi. Akibatnya permukaan
tanah menjadi terbelah, jalan raya, rumah, jembatan serta bangunan fisik lain
menjadi rusak dan hancur, bahkan menimbulkan korban jiwa manusia yang tidak
sedikit
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Gempa tektonik kebanyakan terjadi di daerah subduksi
yaitu daerah dimana terjadi pergeseran lempeng tektonik yang menyusup atau
menunjam ke lempeng tektonik lainya Di daerah subduksi ini dapat terjadi
gempa gempa dangkal , sedang dan dalam..
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Pusat gempa yang berada di bawah permukaan bumi
disebut dengan hiposentrum. Sedangkan lokasi di permukaan bumi yang terletak
tegak lurus dari hiposentrum dikenali sebagai 'epicenter' atau epicentrum.
Semakin dangkal hiposentrum gempa bumi semakin besar potensi kerusakan. Gempa
bumi merambat dengan cepat ke segala arah dan menimbulkan kerusakan namun
pada episentrum inilah kerusakan paling parah terjadi.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Gempa bumi dapat dibedakan menurut kedalam
hiposentrum yaitu gempa bumi dangkal, gempa bumi sedang dan gempa bumi dalam.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Menurut lokasinya, gempa bumi dibedakan menjadi dua:
gempa bumi daratan dan gempa bumi lautan.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Ketika terjadi gempa bumi, getaran yang
diakibatkannya merambat dari titik hiposentrumnya. Oleh karena itu gelombang
getaran gempa dapat dibedakan menjadi tiga jenis: gelombang primer, gelombang
sekunder dan gelombang permukaan
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Getaran gempa bumi dapat merambat keatas (vertical)
dan mendatar (horizontal). Getaran gempa komponen vertikal dapat merontokkan
genting dan jendela bangunan sedangkan getaran gempa komponen horizontal
dapat mengakibatkan robohnya bangunan secara keseluruhan.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Bagaimana mengukur gempa bumi dan daya rambatnya?
Untuk mengetahui kekuatan getaran gempa bumi digunakan alat seismometer.
Seismometer yang dirangkai dengan alat yang mencatat parameter gempa disebut
seismograf. Sedangkan hasil rekaman pada piasnya disebut seismogram. Sebuah
seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical dan masing- dan gempa
komponen horizontal.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Ketika terjadi gempa, getaran gempa yang terekam
adalah gelombang primer karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu
diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih
rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan datang paling akhir karena
memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua getaran
dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Skala Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter* merupakan
skala yang digunakan, namun skala Richter adalah yang paling popular untuk
mengukur kekuatan gempa bumi yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan
skala-skala ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya
berguna untuk mengantisipasinya seperti desain konstruksi bangunan dan jalan
raya
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Menurut skala Richter kekuatan gempa bumi dapat
dilihat sebagai berikut:
Skala Richter (M *) Pengaruh Gempa Bumi |
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Sebagai contoh, gempa bumi di Aceh mencapai kekuatan
9,0 skala Richter yang mengakibatkan kerusakan fisik yang amat besar dan
menimbulkan korban yang banyak.
|
Gempa bumi adalah fenomena alam yang tidak bisa dihindari atau dicegah oleh manusia. Namun kita harus mengenali peristiwa gempa bumi melalui sejarah terjadinya gempa bumi, proses kejadiannya, di mana saja sering terjadi gempa, pada daerah mana saja gempa memiliki potensi terjadinya gempa, siklus dan sejarah terjadinya gempa bumi di muka bumi. Dengan demikian kita dapat melakukan antisipasi untuk mengurangi kerugian fisik dan jiwa manusia yang ditimbulkan oleh gempa bumi misalnya antara lain dengan mendesain konstruksi bangunan tahan gempa, memberi peringatan pada daerah rawan gempa, ketepatan prediksi terjadinya gempa oleh ilmuwan, pelatihan penanganan bencana gempa bumi.
No comments:
Post a Comment